Padahal, fungsi Jembatan Loyang yang letaknya bersebelahan dengan Bendung Sumur Watu itu merupakan sarana perhubungan yang sangat vital. Khususnya bagi warga sekitar yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani penghasil gabah, palawija bahkan sayur-sayuran dan buah-buahan.
Wandi, 38 warga Desa Loyang mengemukakan, Jembatan Loyang itu rusak sejak lama. Karena letaknya yang terpencil, di tepi kawasan hutan BKPH Jatimunggul membuat nasib jembatan itu luput dari perhatian dinas terkait.
Jembatan Loyang dibangun tahun 1937 saat zaman pemerintah Kolonial Belanda. Jembatan itu menghubungkan lalu-lintas darat antara Desa Loyang dengan desa-desa lain, tentunya melalui perbatasan Desa Jatimunggul.
Sejak Jembatan Loyang tersebut keadaannya hancur berantakan, tak satu mobil pun yang bisa melintas. Padahal saat jembatan itu dalam keadaan normal setiap hari mobil lalu-lalang melintas di jembatan yang dibuat dengan konstruksi besi baja itu.
“Sudah hampir 6 tahun jembatan itu rusak dan belum diperbaiki. Alas jembatan sudah rusak, yang tersis hanya berupa papan kayu setebal 7 Cm dan dipasang secara tak beraturan,” kata Casman, 49 seraya berharap Dinas Bina Marga Indramayu segera membangun jembatan yang rusak itu untuk memperlancar roda ekonomi masyarakat.
Hanya sepeda motor dan sepeda onthel yang bisa melintas jembatan maja itu. Itu pun harus dilakukan dengan ekstra hati-hati, sebab jika tidak, maka ban motor atau sepeda akan mudah terperosok dan berakibat vatal pengendara atau yang dibonceng terhempas ke dasar Sungai Cipanas dari ketinggian sekitar 15 meter.
(taryani/sir)
Sumber : www.poskota.co.id
No comments:
Post a Comment