"Berbagi Ilmu Pengetahuan | Tutorial komputer | Ebook Gratis | Tips And Trik"
Home
→
Dakwah Islam
→ Fenomena Bertekad Tobat ketika Hendak Bermaksiat
UnknownFenomena Bertekad Tobat ketika Hendak Bermaksiathttps://desa-loyang.blogspot.com/2011/06/fenomena-bertekad-tobat-ketika-hendak.htmlTuesday, June 28, 2011 Ada fenomena ‘aneh’ pada sebagian orang. Ketika akan berbuat maksiat, sudah ditanamkan untuk tobat setelah perbuatan buruk yang ia lakuk...5
Ada
fenomena ‘aneh’ pada sebagian orang. Ketika akan berbuat maksiat, sudah
ditanamkan untuk tobat setelah perbuatan buruk yang ia lakukan. Dalam
hatinya ia berbisik, “Nanti setelah aku melakukan maksiat ini, saya akan
bertaubat.”
Memang betul, pintu tobat akan tetap terbuka sebelum matahari
terbit dari arah barat. Siapa saja bertobat kepada Allâh dengan tobat
sebenarnya (tobat nashuha) dari perbuatan syirik dan perbuatan lain yang
lebih rendah darinya, Allâh Subhanahu wa Ta’ala akan menerima tobatnya.
Tobat
nashûhâ ialah tobat yang mencakup beberapa aspek yaitu berhenti dari
perbuatan dosa, menyesali dosa yang diperbuat dan bertekad kuat untuk
tidak mengulangi lagi sebagai realisasi dari rasa takutnya kepada Allâh
Subhanahu wa Ta’ala, pengagungannya kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala dan
demi mengharap maaf dan ampunan-Nya.
Syarat sahnya tobat
bertambah menjadi empat bila kesalahan seseorang berhubungan dengan hak
sesama (orang lain). Yaitu dengan menyerahkan hak-hak orang tersebut
yang diambil secara zalim, baik berupa harta (yang dicuri) atau meminta
dibebaskan (dihalalkan) darinya. Hal ini berdasarkan sabda Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Barangsiapa pernah berbuat zalim
kepada saudaranya terhadap kehormatannya atau yang lain, henadaknya
meminta orang itu untuk menghalalkan kesalahannya dari perbuatan aniaya
tersebut hari ini sebelum datang hari tidak ada uang dinar dan dirham.
Apabila ia memiliki kebaikan, maka sejumlah kebaikan akan diambil
darinya sebanding dengan perbuatan kezhalimannya (untuk diserahkan
kepada orang yang teraniaya). Apabila tidak memiliki kebaikan, maka akan
diambilkan dosa saudaranya dan dilimpahkan kepada dirinya. (H.R.
al-Bukhâri, no. 2269) .
Tekad untuk bertobat dari perbuatan dosa
merupakan tekad baik yang berhak untuk dihargai. Namun, ketika bisikan
“bertobat” ini justru mendorongnya untuk mengawali rencana tobatnya
dengan perbuatan maksiat, ini yang perlu diwaspadai. Jika ini yang
terjadi, tidak diragukan lagi, ini termasuk tipu daya setan pada diri
manusia untuk memudahkan berbuat maksiat dengan dalih di kemudian hari
ia akan bertobat usai berbuat maksiat. Tidakkah si pelaku
mengkhawatirkan dirinya? Bisa saja Allâh Subhanahu wa Ta’ala menyulitkan
jalan bertobat baginya, sehingga akan mengalami penyesalan yang tiada
kira dan kesedihan yang tak terukur di saat penyesalan tiada berguna
lagi.
Kewajiban seorang muslim adalah menghindari perbuatan
syirik dan hal-hal yang menyeret kepadanya, serta menghindari seluruh
perbuatan maksiat. Sebab, bisa saja ia dicoba dengan bergelimang dalam
maksiat, namun tidak mendapat taufik untuk bertobat. Oleh karena itu, ia
harus selalu menjauhi seluruh perkara yang diharamkan oleh Allâh
Subhanahu wa Ta’ala dan memohon keselamatan dari-Nya, tidak menuruti
bujukan setan, sehingga berani berbuat maksiat dengan menyisipkan niat
di hati untuk bertobat sebelumnya.
Simaklah firman-firman Allâh
Subhanahu wa Ta’ala berikut yang berisi perintah untuk selalu takut
kepada-Nya, ancaman bagi siapa saja yang nekat berbuat maksiat, dan
larangan mengikuti bisikan hawa nafsu dan rayuan setan. Allâh Subhanahu
wa Ta’ala berfirman,
وَإِيَّاىَ فَارْهَبُونِ
dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk). (Q.S. al-Baqarah/2: 40).
Dalam ayat lain, Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَيُحَذِّرُكُمُ اللهُ نَفْسَهُ
Dan Allâh memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. (Q.S. Ali ‘Imrân/3: 28).
Dalam ayat yang lain, Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya,
“Hai
manusia, sesungguhnya janji Allâh adalah benar, maka sekali-kali
janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah
setan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allâh. Sesungguhnya
setan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu),
karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya
mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (Q.S. Fâthir/35: 6).
No comments:
Post a Comment