Ini adalah fenomena kerumunan manusia. Orang cenderung menumpuk untuk menghindari terlalu dekat dengan orang dibelakangnya. Kenapa? Karena di belakang kita tidak ada mata. Keterbatasan jarak pandang membuat orang merasa tidak aman. Akibatnya orang didepan kegencet. Bila didepannya masih ada orang, orang yang kegencet akan memaksa maju, bukannya menyamping. Kenapa? Karena walau disamping kosong, dan walaupun kamu bukan sedang antri dan gak tau sebenarnya ada apa di depan sana, kamu berusaha menghindari posisi tidak aman. Dahulu waktu kita masih manusia purba, sendirian bisa berarti dimakan serigala atau diterkam beruang. Dan sendirian tanpa mengawasi sekeliling bisa berarti diterkam harimau atau singa dari belakang. Jadi, lebih aman kalau berkerumun. Lihat saja dokumenter tentang fauna Afrika kalau gak percaya.
Pemicu perilaku ini bisa sesuatu yang konyol. Orang cukup berlari ke arah kerumunan ketika ada sesuatu yang seolah mengancam, seperti ada orang teriak “Ada ayam goreng rasa pedas!” sambil berlari. Emangnya kenapa kalau ada ayam goreng? Anda mungkin tidak peduli, nalar anda dikalahkan oleh naluri yang lebih purba, anda akan ikut berlari menuju kerumunan. Menggencet orang di depan anda.
Pemicu perilaku ini bisa sesuatu yang konyol. Orang cukup berlari ke arah kerumunan ketika ada sesuatu yang seolah mengancam, seperti ada orang teriak “Ada ayam goreng rasa pedas!” sambil berlari. Emangnya kenapa kalau ada ayam goreng? Anda mungkin tidak peduli, nalar anda dikalahkan oleh naluri yang lebih purba, anda akan ikut berlari menuju kerumunan. Menggencet orang di depan anda.
Lihat saja kasus di sebuah SD di Beijing. Seperti biasanya, anak SD begitu kelas bubar langsung berkerumun di pintu keluar, bertumpuk di sana, menggencet apapun yang mencoba menghalangi di depan. Anak kelas 5 yang malang ini kehilangan sepatunya dan membungkuk untuk mencarinya padahal teman-temannya berkerumun dan berlari menuruni tangga belakangnya. Akibatnya ia tertindih dan 41 orang dilarikan ke rumah sakit. Semuanya tertumpuk di situ, saling bertindihan dan si gadis berada di dasar tumpukan.
Potensi bahaya dari berdesak-desakan saat antri adalah aspiksiasi. Cukup berat lima orang mampu membuat orang yang tertindih mengalami keruntuhan paru. Paru yang remuk menyebabkan banyak orang yang mati saat tragedi-tragedi akibat saling berdesakan, seperti pembagian sembako yang sering kita dengar di negara kita.
Potensi bahaya dari berdesak-desakan saat antri adalah aspiksiasi. Cukup berat lima orang mampu membuat orang yang tertindih mengalami keruntuhan paru. Paru yang remuk menyebabkan banyak orang yang mati saat tragedi-tragedi akibat saling berdesakan, seperti pembagian sembako yang sering kita dengar di negara kita.
Sumber:
http://www.faktailmiah.com/2011/02/24/kenapa-antri-bikin-kesal.html
No comments:
Post a Comment