Unknown Renungan :: Mother Say’s Sunday, January 12, 2014 Assalamu’alaikum.. Ba’da tahmid dan Hamdalah. Jujur, tidak pernah ada keinginan atau harapan untuk pergi meninggalkan kota perant... 5

Renungan :: Mother Say’s



Assalamu’alaikum..

Ba’da tahmid dan Hamdalah.
Jujur, tidak pernah ada keinginan atau harapan untuk pergi meninggalkan kota perantauanku, Yogyakarta. Aku sudah betul-betul mencintai kota pelajar itu. Banyak sekali pengalaman berharga yang kudapatkan di sana. Ilmu dari kampus, ilmu dari berbagai kajian dan kegiatan, sahabat-sahabat baik. Rasanya aku benar-benar tidak bisa keluar dari Jogja. Dengan setulus hati, ku katakana aku cinta pada Jogja.
Telefon dari ibu terus terngiang di telingaku. Sejak kelulusanku sebulan yang lalu aku memang berniat stay di Jogja sambil mengajar di TKIT. Tiba-tiba ibu memintaku pulang ke kampung halaman. Bekerja di kota kelahiran agar bisa dekat dengannya.

            “Sejak SMP dan SMA kamu di pesantren. Jauh dari orang tua. terus kuliah 4 tahun. Masa sekarang mau kerja di tempat yang jauh lagi. Sudah, kalau di sini ada pekerjaan yang bagus, mending kesini aja. Susah seneng kita sama-sama disini.”
Akhirnya luluh hatiku luluh juga. Padahal sejak awal aku ingin tetap di Jogja. Mencoba terus bernegosiasi dengan ibuku. Tapi kali ini, permintaan ibu tidak bisa lagi ku tawar. Ibu tetap meminta untuk boyong kembali ke kampung halaman.
Ini benar-benar di luar pemikiranku. Yang tadinya aku sudah lurus untuk tetap di Yogyakarta, mengajar TK dan berkarir disana. Tiba-tiba di belokkan dalam beberapa menit telefon. Sejak saat itu setiap malam aku terus merenungkan, apa yang seharusnya ku lakukan.
Ya, apa yang harus ku lakukan?

Mempertahankan egoisku untuk tetap di Jogja, bekerja meski belim mapan dan tentu masih menodong orang tua untuk beberapa keperluan membayar kos. Atau Birrul walidain, berbakti pada orang tua yang telah memberikan begitu banyak hal dalam hidupku ini.

Setelah berfikir panjang, meminta pendapat dari beberapa sahabat, aku memutuskan untuk mengikuti keinginan ibuku. Aku pulang. Bahkan saat aku baru siap berperang. Semua harapanku untuk bisa sukses di kota perantauan harus ku buat plan baru untuk kehidupanku yang baru di kota kelahiran. Otomatis, aku harus memulai karir dari nol. Mencari pekerjaan yang ku tahu amat sangat tidak mudah. Meskipun kini, aku telah menyandang gelar S1. Apalagi aku seorang perempuan. 

Namun, di balik semua kegalauan, keresahan dan berbagai kegelisahan yang ada. Aku yakin, haqqul yakin bahwa Allah akan memberikan yang terbaik untuk hambaNya. Yang perlu ku lakukan adalah mengusahakan yang terbaik dengan iringan do’a dan dzikir yang tiada henti.

Bismillah, bu… dengan mengikuti permintaanmu, semoga berbuah kebaikan untukku di masa mendatang. Do’akan anakmu selalu….^_^

Author :  Zias G Farrezma


Related Posts On Cerita Motivasi

No comments:


Copyright © Desa Loyang

Sponsored By: Free For Download Template By: Fast Loading Seo Friendly Blogger Template